PENGARUH BEBERAPA FAKTOR DALAM PENETAPAN LOKASI KEDAI KOPI
DI KOTA TARAKAN
DOI:
https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i3.126Kata Kunci:
Kedai Kopi , Tarakan, Pengaruh Faktor, Lokasi, Factor Influence , Location , Coffee ShopAbstrak
Abstrak
Kopi menjadi salah satu komoditas yang pada masa pandemi ini justru mengalami peningkatan pesat, baik dari sisi bisnis usaha, maupun dari sisi jumlah kedai kopi yang bertema kekinian dibanding komoditas usaha lainnya. Salah satu kota di Indonesia yang mengalami perkembangan yang sangat pesat berkaitan dengan bisnis kedai kopi adalah Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Meskipun dibanding kota lain di Kalimantan, barangkali perkembangan kedai kopi di kota Tarakan sedikit tertinggal 3-4 tahun misalnya dari kota Balikpapan dan Banjarmasin. Jumlah kedai kopi di Kota Tarakan mengalami peningkatan cukup pesat dalam kurun waktu dari tahun 2019 hingga 2021 ini. Lokasi kedai kopi di Kota Tarakan tersebar di sekitar kawasan perdagangan, perkantoran dan permukiman penduduk. Kehadiran kedai kopi di beberapa kawasan disatu sisi berdampak positif, yaitu menghidupkan kawasan di sekitar kedai yang semula sepi dan rawan, menjadi ramai, namun disisi lain juga kadang kala berdampak negatif, seperti terjadi kemacetan lalulintas, kesulitan lahan parkir dan kebisingan suara dari aktivitas kedai kopi. Oleh karena itu pemilihan lokasi kedai kopi menjadi tantangan tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari beberapa faktor utama yang mendasari pemilik kedai kopi memilih lokasi untuk pendirian kedai kopinya di Kota Tarakan. Menjamurnya kedai kopi kekinian dari sisi perkembangan perekonomian kota sangat baik, karena memicu denyut perekonomian kota, membantu mengakselerasi pemulihan ekonomi dimasa pandemi serta menjadi salah satu masukan menarik dalam pembangunan tata kota dan pengembangan pusat-pusat ekonomi baru di Kota Tarakan terutama yang berkaitan dengan aktivitas perdagangan dan jasa. Penelitian ini masih merupakan ide gagasan/pemikiran penulis yang melihat bahwa perkembangan kedai kopi dari hari ke hari sebagai suatu fenomena unik sebuah kota. Dan itu terjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Data yang digunakan merupakan informasi yang diperoleh dari komunitas kopi yang terdiri dari para pemilik kedai kopi dan barista di Kota Tarakan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh empat kelompok faktor yang menggambarkan karakter pemilihan lokasi kedai kopi di Kota Tarakan. Kelompok faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi kedai kopi di Kota Tarakan yaitu fleksibilitas/aksesibilitas lokasi, kesesuaian/ketepatan lokasi, dukungan/support di sekitar lokasi, dan faktor-faktor tambahan lainnya. Fleksibilitas lokasi yaitu jangkauan kemudahan akses ke lokasi kedai dan bagaimana pelanggan/customer bisa dengan mudah mencapainya. Kesesuaian lokasi yaitu ketepatan pemilihan lokasi kedai dengan pertimbangan tertentu agar dapat mengakomodir kebutuhan dari kegiatan kedai kopi tersebut. Dukungan di sekitar lokasi yaitu adanya elemen-elemen pendukung yang ada di sekitar lokasi yang bisa menunjang dan mempermudah dalam kegiatan operasional kedai kopi. Faktor tambahan lainnya adalah faktor lain yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi namun relatif tidak memberikan pengaruh yang besar dalam penentuan pemilihan lokasi kedai kopi di Kota Tarakan, antara lain faktor efisiensi biaya kontrak.
Abstract
Coffee is one of the commodities that experienced a rapid increase during this pandemic, both in terms of the business and the number of coffee shops with contemporary themes compared to other business commodities. One of Indonesia's cities experiencing rapid development to the coffee shop business is Tarakan City, North Kalimantan. Although compared to other cities in Kalimantan, perhaps the result of coffee shops in Tarakan is a little behind 3-4 years, for example, from Balikpapan and Banjarmasin's towns. Tarakan City's coffee shops have increased quite rapidly from 2019 to 2021. The location of coffee shops in Tarakan City is spread around the trading area, offices, and residential areas.
The presence of coffee shops in several places, on the one hand, has a positive impact, namely reviving the area around the shop, which was initially quiet and vulnerable, becoming crowded. Still, on the other hand, it also sometimes has a negative impact, such as traffic jams, parking difficulties, and noise from coffee shop activities. Therefore, choosing a coffee shop location is a challenge in itself. This study aims to determine the influence of several primary factors that underlie coffee shop owners selecting a place to establish their coffee shop in Tarakan City. The proliferation of trendy coffee shops in the city's economic development helped accelerate economic recovery during the pandemic and develop new financial centres in Tarakan City, especially trading activities. And services. This research is still the author's ideas/thoughts who see that the development of coffee shops from day to day is a unique phenomenon of a city.
Furthermore, it happened in almost all big cities in Indonesia. The data used is information obtained from the coffee community consisting of coffee shop owners and baristas in Tarakan City. Based on the observations, four factors describe the character of choosing a coffee shop location in Tarakan City. The factors that influence the selection of coffee shop locations in Tarakan City are location flexibility/accessibility, suitability/accuracy, support/support around the area, and other additional factors. Location flexibility is the range of easy access to the shop's location and how customers/customers can easily reach it. Location suitability is the accuracy of choosing the shop's location with specific considerations to accommodate the needs of the coffee shop's activities. Another factor is other factors considered for site selection but relatively do not significantly influence the location of coffee shops in Tarakan City, including contract cost efficiency.
Referensi
Ariani, W. D. (2009). Manajemen Operasi Jasa. Graha Ilmu.
Bernhardt, A., & Stoll, L. (2010). Creating Third Places Places where communities gather. Downtown Economics, 172.
Chen, L. F., & Tsai, C. T. (2016). Data mining framework based on rough set theory to improve location selection decisions: A case study of a restaurant chain. Tourism Management, 53, 197–206. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.10.001
Damajani, R. R. D. (2008). Vernakularisme, Informalitas, dan Urbanisme: Café sebagai Ekspresi Gaya Hidup Kontemporer. ITB Journal of Visual Art and Design, 2(2), 141–158. https://doi.org/10.5614/itbj.vad.2008.2.2.3
Goodall, B. (1972). The Economics of Urban Areas. Pergamon Press.
Hariwan, P., & Silviatni, I. (2014). Perancangan Model Bisnis Cafe Zapateria. Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, 2(1), 53–67. https://doi.org/10.31843/jmbi.v2i1.40
Indarti, N. (2004). Business Location and Success: The Case of Internet Café Business in Indonesia. Gadjah Mada International Journal of Business, 6(2), 171. https://doi.org/10.22146/gamaijb.5543
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2014). Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Kafe. Kementerian Pariwisata.
Maharani, N., & Abdullah, I. (2008). KONSUMSI RUANG KAFE : PANGGUNG PUBLIK YANG PERSONAL (Studi kasus dinamika pola konsumsi dan pemaknaan ruang kafe di Kota Yogyakarta). Universitas Gajah Madah.
Oldenburg, R. (1996). Our Vanishing “Third Places.” PLANNING COMMISSIONERS JOURNAL, 25, 6–10.
Park, K., & Khan, M. A. (2006). An exploratory study to identify the site selection factors for U.S. franchise restaurants. Dalam Journal of Foodservice Business Research (Vol. 8, Nomor 1, hlm. 97–114). Taylor & Francis Group. https://doi.org/10.1300/J369v08n01_07
Sumada, I. M., & Suradika, A. (2020). Evaluasi Kebijakan Penerbitan Tanda Daftar Usaha Pariwisata Di Badan Pelayanan Dan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung. Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik, 5(1), 16-27.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Kategori
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Perspektif
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.