MENERAPKAN KOMUNIKASI ASERTIF DALAM RELASI SOSIAL PADA PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL
DOI:
https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i4.410Kata Kunci:
Komunikasi asertif, relasi sosial, pekerjaan sosial, Assertive communication, social relations, social workAbstrak
Abstrak
Komunikasi menjadi salah satu syarat bagi makhluk sosial untuk berinteraksi. Komunikasi asertif juga diartikan sebagai strategi berkomunikasi dengan penyampaian terbuka, tegas, dan tetap menghormati lawan bicara. Tujuan dalam komunikasi asertif ialah untuk mendapatkan dan memberikan rasa hormat, fair play, dan membuka ruang untuk kompromi ketika hak-hak dan kebutuhannya menemui konflik dengan orang lain (Leading Innovation In Development). Sebagaimana yang didefinisikan oleh banyak pihak bahwa komunikasi asertif mencakup tentang bagaimana menyampaikan perasaan, pendapat, keinginan dan lain-lain mempergunakan hak-haknya sebagai individu tanpa merusak hak-hak orang lain. Melalui komunikasi salah satu hal yang sangat penting dalam melatih bagaimana manusia berkomunikasi dengan baik adalah melalui relasi sosial yang dibangun. Bagi seorang Peksos, komunikasi dan relasi menjadi basic dalam Praktik Pekerjaan Sosial. Sebab segala hal yang dilakukan berkaitan dengan komunikasi dan relasi sosial. Melalui relasi bagi seorang Peksos, dapat menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan klien. Sementara pekerjaan sosial sendiri menjadi penyalur pemberdayaan komunikasi yang baik bagi masyarakat. Seorang Pekerja Sosial harus dapat menghormati keinginan dan pendapat pribadi, serta keinginan dan pendapat orang lain. Oleh karenanya dalam proses menjalin relasi dan komunikasi baik dengan klien maupun orang lain tidak diperkenankan untuk memaksa siapapun untuk mengikuti apa yang Peksos sampaikan. Seorang peksos hanya diperkenankan memberikan opsi dan keterangan atas opsi yang dipilih, selanjutnya diserahkan seutuhnya kepada orang yang bersangkutan. Penting bagi seorang pekerja sosial untuk dapat berkomunikasi asertif yang baik sehingga efektif untuk diterapkan dalam membangun hubungan atau relasi pada pihak-pihak yang dibutuhkan guna memudahkan pekerja sosial dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya
Abstract
Communication is one of the conditions for social creatures to interact. Assertive communication is also defined as a communication strategy with open, firm delivery and still respecting the person you are talking to. The goal in assertive communication is to gain and give respect, fair play, and open space for compromise when rights and needs come into conflict with other people (Leading Innovation in Development). As defined by many parties, assertive communication includes how to convey feelings, opinions, desires and so on, using one's rights as an individual without damaging the rights of others. Through communication, one of the most important things in training how people communicate well is through the social relationships that are built. For a Social Worker, communication and relationships are basic in Social Work Practice. Because everything that is done is related to communication and social relations. Through relationships for a Social Worker, it can be a way to obtain information related to clients. Meanwhile, social work itself is a channel for good communication empowerment for society. A Social Worker must be able to respect personal wishes and opinions, as well as the wishes and opinions of other people. Therefore, in the process of establishing relationships and communication with both clients and other people, it is not permitted to force anyone to follow what the Social Worker says. A social worker is only allowed to provide options and information about the chosen option, then hand it over completely to the person concerned. It is important for a social worker to be able to communicate assertively well so that it is effective in building relationships or relationships with the parties needed to make it easier for the social worker to solve the problems he is handling.
Referensi
Adieb, Maulana. (2022). Komunikasi Asertif: Arti, Manfaat, Contoh, dan Cara Meningkatkan. https://glints.com/id/lowongan/komunikas i-asertif/#.Y5WfWuwxdPz
Barida, Muya. (2016). Modul Assertiveness Training Untuk Meningkatkan 10 Komunikasi Asertif. Edisi Pertama. Yogyakarta: K-Media.
Irsyadi, A. R. (2009). Meningkatkan Komunikasi Asertif. GEMA Jamsostek Media Internal, 2 (Edisi 6).
Kustiawan, Winda., Alvi, K., Aminatun, N., Maisa, N., &Rizky, R. (2022). Komunikasi Asertif dan Empatik dalam Psikologi Komunikasi. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen (JIKEM). Vol.2, No.2.
Leading Innovation In Development. Pelatihan-sdm.NET. Komunikasi Asertif yang Efektif. https://www.pelatihan.sdm.net/komunikasi-asertif-yang-efektif/
Masturi, Ade. (2010). Membangun Relasi Sosial melalui Komunikasi Empatik. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Vol.4 No.1.
Paudi, Nunung Indrawaty, SH. (2018). Interaksi Dalam Organisasi Dengan Gaya Komunikasi Asertif. https://bkppd.pohuwatokab.go.id/v03/bac ablog/12/interaksi-dalam-organisasi-dengan-gaya-komunikasi-asertif
Riyanti, Puji. (2013). Relasi Sosial Pedagang Etnis Cina dan Etnis Jawa di Pasar Tradisional. Jurnal Komunitas. Vol. 5 No.1.
Sugiyanto. (2014). Strategi Komunikasi Pekerja Sosial Dengan Pasien Skizofrenia dalam Proses Rehabilitasi Studi di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeroyo Magelang Jawa Tengah. Jurnal Share: Social Work Journal. Vol.4, No.1.
Suradika, A., & Maskun, B. I. (2005). Etika Profesi Pekerjaan Sosial. Jakarta: Balatbangsos Depsos RI.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Kategori
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Perspektif
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.