PEMBELAJARAN BEDIFERENSIASI DENGAN PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME
DOI:
https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i5.517Kata Kunci:
pembelajaran berdiferensiasi, progresivisme, berpusat pada anakAbstrak
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan padangan aliran filsafat progresivisme terhadap pembelajaran berdiferensiasi. Metode penelitian ini bersumber pada pemikiran yang didasarkan kepada buku dan jurnal ilmiah yang relevan dengan judul penelitian ini. Latar belakang dilaksanakannya pembelajaran berdiferensiasi adalah para pendidik menyadari bahwa setiap peserta didik itu unik dan memiliki kebutuhan belajar yang berbeda beda. Sehingga perencanaan pelaksanaan yang dibuat juga harus berdasarkan kebutuhan peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut aliran filsafat progresivisme juga meyakini bahwa pendidikan harus berpusat pada anak. Pembelajaran yang dilakukan tidak sekadar pada penekanan materi, namun lebih kepada melatih cara berpikir peserta didik secara menyeluruh dan sistematis agar mereka mampu menghadapi dan memecahkan masalah. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan dengan memperhatikan aspek konten/isi, proses, produk, dan lingkungan belajar. Pada awalnya guru harus terlebih dahulu memetakan peserta didik berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Pemetaan ini berguna untuk mengetahui posisi peserta didik ketika mengikuti proses pembalajaran.
Abstract
This research aims to describe the views of the progressivism philosophy towards differentiated learning. This research method is based on ideas based on books and scientific journals that are relevant to the title of this research. The background to implementing differentiated learning is that educators realize that each student is unique and has different learning needs. So the implementation planning that is made must also be based on the needs of students. In line with this, the flow of progressivism philosophy also believes that education must be child-centered. The learning carried out is not just about emphasizing material, but rather about training students' way of thinking in a comprehensive and systematic way so that they are able to face and solve problems. The application of differentiated learning can be done by paying attention to aspects of content, process, product and learning environment. Initially, teachers must first map students based on learning readiness, interests and learning profiles. This mapping is useful for knowing the position of students when following the learning process.
Referensi
Anwar, Shabri Shaleh. (2021). Aliran dan Pemikiran Filsafat Pendidikan. Do’a Para Wali.
Fitra, Devi Kurnia. (2022). Pembelajara Berdiferensiasi dalam Perspektif Progresivisme pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Filsafat Indonesia. Volume 5 No 3 Tahun 2022.
LMS Filosofi Pendidikan Indonesia 01.01.2-T2-2 Eksplorasi Konsep – Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
LMS Pembelajaran Berdiferensiasi SEL.07.2-T1-2 Eksplorasi Konsep.
Marlina. (2019). Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Insklusif.
Muslim, Suyitno, dkk. (2023). Filsafat Pendidikan: Nilai, Budaya, dan Komunikasi. Bandung: Media Sains Indonesia.
Sadulloh, Uyoh. (2011). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suradika, A., Dewi, H., & Nasution, M. (2023). Project-Based Learning and Problem-Based Learning Models in Critical and Creative Students. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 12(1), 153-167. doi:https://doi.org/10.15294/jpii.v12i1.39713
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 20023 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Kategori
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Perspektif
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.