KONSEP KURIKULUM MERDEKA
BERDASARKAN PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME JOHN DEWEY
DOI:
https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i5.526Kata Kunci:
Kurikulum Merdeka, Progresivisme, Kebebasan, Kualitas PendidikanAbstrak
Abstrak
Pemerintah Indonesia terus berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya yaitu dengan mengembangkan kurikulum pendidikan. Kurikulum yang efektif dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Saat ini, pendidikan Indonesia menggunakan Kurikulum Merdeka yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Melihat bagaimana Kurikulum Merdeka terbentuk menimbulkan berbagai sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, kajian ini akan membahas tentang konsep Kurikulum Merdeka dengan sudut pandang filsafat progresivisme menggunakan berbagai macam literatur untuk menelaah konsep-konsep yang relevan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dimana tujuannya adalah melakukan pengamatan terhadap fenomena pendidikan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesesuaian antara konsep Kurikulum Merdeka dengan filsafat pendidikan progresivisme, dimana keduanya menekankan adanya kemerdekaan dan keleluasaan sekolah dalam mengeksplorasi kemampuan dan potensi peserta didik serta pembelajaran luar kelas yang diharapkan dapat mengoptimalkan perkembangan peserta didik.
Abstract
Indonesian Government continues to improve the quality of education, one example is by developing an educational curriculum. An effective curriculum could impact on improving the quality of education. Now, Indonesian education uses Merdeka Curriculum which is a development of the previous curriculum. Seeing how Merdeka Curriculum was formed, raises a variety of different points of view. Therefore, this study will discuss about the concept of Merdeka Curriculum with the perspective of the progressivism using various kinds of literature to examine relevant concepts. The approach used descriptive qualitative and the aim is to observe the phenomenon of education in Indonesia. The results of the study show that there is compatibility between the concept of Merdeka Curriculum and the perspective of the progressivism, where both emphasized the independence and freedom of the school in exploring the abilities and potential of students, along learning outside the classroom which is expected to optimize the development of students.
Referensi
Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Fadlillah, M. (2017). Aliran progresivisme dalam pendidikan di Indonesia. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran. http://eprints.umpo.ac.id/5758/3/8. ASLI-ALIRAN PROGRESIVISME DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA.pdf
Ilmi, Z., Darma, D. C., & Azis, M. (2020). Independence in learning, education management, and industry 4.0: habitat Indonesia during COVID-19. Journal of Anthropology of Sport and Physical Education. http://www.jaspe.ac.me/clanci/JASPE_2020_okt_Ilmi.pdf
Jalaluddin, & Idi, A. (2017). Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Depok: Rajagrafindo Persada.
Juita, D., & Yusmaridi, M. (2021). The concept of “Merdeka Belajar” in the perspective of humanistic learning theory. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/article/view/111912/104732
Kemendikbud. (2019). Merdeka Belajar: Pokok-Pokok Kebijakan Merdeka Belajar. Jakarta: Makalah Rapat Koordinasi Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/empat-pokok-kebijakan-merdeka-belajar
Muhmidayeli. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Purwananti, Y. S. (2016). Peningkatan kualitas pendidikan sebagai pencetak sumber daya manusia handal. Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education).
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2022). Implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah penggerak. Jurnal Basicedu. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3237/pdf
Sadulloh, U. (2018). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sekretariat GTK. (2019). Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses dari https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsep-merdeka-belajar-dan-guru-penggerak
Sistermans, I. J. (2020). Integrating competency-based education with a case-based or problem-based learning approach in online health sciences. In Asia Pacific Education Review. https://doi.org/10.1007/s12564-020-09658-6
Suartana, I. W., Yasa, G. W., Candraningrat, I. R., Perdanawati, L. P. V. I., & Setini, M. (2021). Public policy in improving the self-learning curriculum based on social entrepreneurship and local wisdom. International Journal of Early Childhood Special Education. https://doi.org/10.9756/INT-JECSE/V13I2.211151
Suradika, Agus, Virgana. (2012). Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Mandiri.
Suradika, A., Dewi, H.I., & Nasution, M.I. (2023). Project-based learning and problem-based learning models in critical and creative students. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 12(1), 153-167.
Suryaman, M. (2020). Orientasi pengembangan kurikulum merdeka belajar. Prosiding Seminar Daring Nasional: Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. https://ejournal.unib.ac.id/semiba/article/view/13357/6512
Vaughan, K. (2018). Progressive education and racial justice: Examining the work of John Dewey. Education and Culture. https://doi.org/10.5703/educationculture.34.2.0039
Yunus, H. A. (2016). Telaah aliran pendidikan progresivisme dan esensialisme dalam perspektif filsafat pendidikan. Jurnal Cakrawala Pendas. https://doi.org/10.31949/jcp.v2i1.319
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Kategori
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Perspektif
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.