DAMPAK PRAKTIK KONGLOMERASI MEDIA TERHADAP INDEPENDENSI DAN KEBEBASAN PEMBERITAAN MEDIA DI INDONESIA

Studi kasus Pemberitaan Pilpres 2014 & 2019 di TV One dan MetroTV

Penulis

  • Syahnanto Noerdin Jurnalis Kompas TV
  • Asep Setiawan
  • Harmonis

DOI:

https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i3.242

Kata Kunci:

Televisi, konglomerasi media, independensi, kebebasan pers

Abstrak

Abstrak

Kehadiran televisi tetap menjadi sumber informasi yang paling dapat diandalkan bagi masyarakat. Pasalnya, televisi hadir sebagai sarana penyampaian karakteristik audiovisual. Inti dari media massa adalah untuk menyampaikan informasi, pendidikan, hiburan dan mampu mempengaruhi. Namun, kecenderungannya bagi para penguasa media, menggunakan media sebagai alat politik guna menarik simpati publik. Keberadaan Konglomerasi media seperti ini membuat pemberitaan di dunia politik tentunya tidak lagi berimbang. Ketika sebuah media-media besar dikuasai oleh hanya beberapa kelompok besar, tentunya hal ini akan menimbulkan berbagai dampak dan sebagai ancaman.

Sebagai pemicu persaingan media yang akhirnya berujung komersialisasi media. Media lebih mengutamakan sisi komersial daripada mendidik, menginformasikan atau melakukan kontrol sosial. Konglomerasi media juga dapat menyebabkan terjadinya ketidakberagamannya sudut pandang terhadap konten yang disajikan media, sehingga berpotensi mendominasi dan mengarahkan opini publik ke satu arah bahkan dapat menimbulkan hegemoni media dengan cara-cara yang merusak fungsi pengawasan jurnalis. terhadap pembatasan kebebasan pers. Terakhir, jika pemilik selalu mengintervensi isi pers untuk tujuan propaganda, maka ada risiko media kehilangan independensi dan kredibilitasnya. Dengan kondisi ini, bukan tidak mungkin masyarakat beralih dari televisi dan menggunakan platform media sosial yang ada, karena dianggap lebih independen dan kredibel.

Apakah konglomerasi mempengaruhi independensi dalam produk berita saat pelaksanaan pilpres 2014 & 2019? Jawabannya jelas mempengaruhi pemberitaan di media massa karena dalam posisinya sebagai pemilik media televisi sekaligus ketua umum partai politik, mereka sering tampil di layar stasiun televisi yang mereka miliki.

 

Abstrak

The presence of television remains the most reliable source of information for the public. This is because television is present as a means of conveying audiovisual characteristics. The essence of the mass media is to convey information, education, entertainment and be able to influence. However, the tendency for media rulers is to use the media as a political tool to attract public sympathy. The existence of a media conglomerate like this makes reporting in the political world of course no longer balanced. When a large media is controlled by only a few large groups, of course this will have various impacts and be a threat.

As a trigger for media competition which eventually led to media commercialization. The media prioritizes the commercial side rather than educating, informing or exercising social control. Media conglomeration can also lead to heterogeneity of perspectives on the content presented by the media, so that it has the potential to dominate and direct public opinion in one direction and can even lead to media hegemony in ways that damage the supervisory function of journalists. against restrictions on press freedom. Lastly, if the owners always intervene in the contents of the press for propaganda purposes, then there is a risk that the media will lose its independence and credibility. With this condition, it is not impossible for people to switch from television and use existing social media platforms, because they are considered more independent and credible.

Does conglomeration affect independence in news products during the 2014 & 2019 presidential elections? The answer clearly affects news coverage in the mass media because in their position as owners of television media as well as chairpersons of political parties, they often appear on the screens of the television stations they own.

Referensi

Baker, Edwin C (2007). Media Concentration and Democracy: Why Ownership Matters. Cambridge: Cambridge University Press.

Doyle, Gillian. (2002). Media Ownership: The Economics and Politics of Convergence and Concentration in the UK and European Media London: Thousand Oaks. New Delhi: Sage Publications

Eriyanto. 2005. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Herman, Edward S & McChesney, Robert W (1997), The Global Media: A New Missionaries to Corporate Capitalism. New York: Continuum

Heychael, Muhammad. (2014), Independensi Televisi Menjelang Pemilu Presiden 2014: Ketika Media Jadi Corong Kepentingan Politik Pemilik (Bagian 3). Jakarta: Remotivi & yayasan Tifa

Ida, Rachman & Subiakto, Henry (2012), Komunikasi Politik Media dan Demokrasi. Jakarta: Prenada Media Group

Lim, Merlyna. (2011). @crossroads: Democratization & Corporatization of Media in Indonesia, Participatory Media Lab University of Arizona & Ford Foundation

Lim, Merlyna. (2012). The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia. Research Report. Tempe, AZ: Participatory Media Lab at Arizona State University

Mulyana, Deddy (2007), Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya

Nurudin, (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali

Rianto, Puji, dkk, (2012). Dominasi TV Swasta (Nasional) Tergerusnya Keberagaman Isi dan Kepemilikan. Yogyakarta: PR2Media dan Yayasan TIFA.

Stephen W. (Stephen W. Littlejohn) Littlejohn, Karen A. Foss, Thomson Wadsworth, (2008) Theories of Human Communication, USA: Thomson Wadswort

Suradika, Agus, Dirgantara Wicaksono. (2019). Metodologi Penelitian . Tangerang Selatan: UM Jakarta Press.

Usman Ks (2009), Ekonomi Media; Pengantar Konsep dan Aplikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Utomo, Wisnu Prasetyo (2016), Suara Pers Suara Siapa?. Yogyakarta: Pindai.

Swarnawati, A. (2012, September 25). Konglomerasi Media Di Indonesia. Dipetik Desember 20, 2012, dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara: http://fikomuntar-kapitaa4.blogspot.com/2012/09/konglomerasi-media-di-indonesia.html

Valerisha, Anggia. (2016) vol 12 no 1. Dampak Praktik Konglomerasi Media Terhadap Pencapaian Konsolidasi Demokrasi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, Bandung: Unpar.

https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/view/2546

Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Undang-undang no. 40 Tahun 1999 tentang Pokok Pers

Sumber Internet:

https://koran.tempo.co/read/opini/268694/konglomerasi-media-dan-politik-oligarki

https://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/31/pentingnya-regulasi-atas-konglomerasi-dan-monopoli-kepemilikian-media/

http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/31/

https://nasional.kompas.com/read/2010/03/03/21451329/Konglomerasi.Media?page=all

https://leuserantara.com/konglomerasi-media-massa-ancaman-demokrasi/

https://www.watyutink.com/topik/humaniora/Kepentingan-Pemilik-Pengaruhi-Independensi-Media

Unduhan

Diterbitkan

2023-01-15

Cara Mengutip

Noerdin, S., Setiawan, A., & Harmonis. (2023). DAMPAK PRAKTIK KONGLOMERASI MEDIA TERHADAP INDEPENDENSI DAN KEBEBASAN PEMBERITAAN MEDIA DI INDONESIA : Studi kasus Pemberitaan Pilpres 2014 & 2019 di TV One dan MetroTV. Perspektif, 2(3). https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i3.242

Terbitan

Bagian

Artikel berbasis gagasan/pemikiran (non penelitian)

Kategori

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama